Kuliah disampaikan oleh
Ustaz Haji Fathan
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ (١) عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلۡعَظِيمِ (٢) ٱلَّذِى هُمۡ فِيهِ مُخۡتَلِفُونَ (٣) كَلَّا سَيَعۡلَمُونَ (٤) ثُمَّ كَلَّا سَيَعۡلَمُونَ (٥) أَلَمۡ نَجۡعَلِ ٱلۡأَرۡضَ مِهَـٰدً۬ا (٦) وَٱلۡجِبَالَ أَوۡتَادً۬ا (٧) وَخَلَقۡنَـٰكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا (٨) وَجَعَلۡنَا نَوۡمَكُمۡ سُبَاتً۬ا (٩) وَجَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ لِبَاسً۬ا (١٠) وَجَعَلۡنَا ٱلنَّہَارَ مَعَاشً۬ا (١١) وَبَنَيۡنَا فَوۡقَكُمۡ سَبۡعً۬ا شِدَادً۬ا (١٢) وَجَعَلۡنَا سِرَاجً۬ا وَهَّاجً۬ا (١٣) وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلۡمُعۡصِرَٲتِ مَآءً۬ ثَجَّاجً۬ا (١٤) لِّنُخۡرِجَ بِهِۦ حَبًّ۬ا وَنَبَاتً۬ا (١٥) وَجَنَّـٰتٍ أَلۡفَافًا (١٦) إِنَّ يَوۡمَ ٱلۡفَصۡلِ كَانَ مِيقَـٰتً۬ا (١٧) يَوۡمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَتَأۡتُونَ أَفۡوَاجً۬ا (١٨) وَفُتِحَتِ ٱلسَّمَآءُ فَكَانَتۡ أَبۡوَٲبً۬ا (١٩) وَسُيِّرَتِ ٱلۡجِبَالُ فَكَانَتۡ سَرَابًا (٢٠) إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتۡ مِرۡصَادً۬ا (٢١) لِّلطَّـٰغِينَ مَـَٔابً۬ا (٢٢) لَّـٰبِثِينَ فِيہَآ أَحۡقَابً۬ا (٢٣) لَّا يَذُوقُونَ فِيہَا بَرۡدً۬ا وَلَا شَرَابًا (٢٤) إِلَّا حَمِيمً۬ا وَغَسَّاقً۬ا (٢٥) جَزَآءً۬ وِفَاقًا (٢٦) إِنَّہُمۡ ڪَانُواْ لَا يَرۡجُونَ حِسَابً۬ا (٢٧) وَكَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا كِذَّابً۬ا (٢٨) وَكُلَّ شَىۡءٍ أَحۡصَيۡنَـٰهُ ڪِتَـٰبً۬ا (٢٩) فَذُوقُواْ فَلَن نَّزِيدَكُمۡ إِلَّا عَذَابًا (٣٠) إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ مَفَازًا (٣١) حَدَآٮِٕقَ وَأَعۡنَـٰبً۬ا (٣٢) وَكَوَاعِبَ أَتۡرَابً۬ا (٣٣) وَكَأۡسً۬ا دِهَاقً۬ا (٣٤) لَّا يَسۡمَعُونَ فِيہَا لَغۡوً۬ا وَلَا كِذَّٲبً۬ا (٣٥) جَزَآءً۬ مِّن رَّبِّكَ عَطَآءً حِسَابً۬ا (٣٦) رَّبِّ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَہُمَا ٱلرَّحۡمَـٰنِۖ لَا يَمۡلِكُونَ مِنۡهُ خِطَابً۬ا (٣٧) يَوۡمَ يَقُومُ ٱلرُّوحُ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ صَفًّ۬اۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنۡ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحۡمَـٰنُ وَقَالَ صَوَابً۬ا (٣٨) ذَٲلِكَ ٱلۡيَوۡمُ ٱلۡحَقُّۖ فَمَن شَآءَ ٱتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِۦ مَـَٔابًا (٣٩) إِنَّآ أَنذَرۡنَـٰكُمۡ عَذَابً۬ا قَرِيبً۬ا يَوۡمَ يَنظُرُ ٱلۡمَرۡءُ مَا قَدَّمَتۡ يَدَاهُ وَيَقُولُ ٱلۡكَافِرُ يَـٰلَيۡتَنِى كُنتُ تُرَٲبَۢا (٤٠)
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani
Bahagian Pertama : Berita Besar yang Diperselisihkan
Kita sudah mengetahui bersama bahawa kata “an-Nabaa’” memiliki makna “berita besar”. Berita besar nan menggemparkan yang dimaksud adalah tentang Hari Kebangkitan. Kesimpulan ini sesuai dengan paparan ayat-ayat berikutnya yang bercerita tentang Hari Kebangkitan dan kehidupan akhirat yang terjadi sesudahnya. Bagian pertama surah ini bercerita tentang perselisihan manusia tentang berita akan datangnya Hari Kebangkitan tersebut, sebagaimana digambarkan dalam ayat 1-5.
Rasulullah saw. datang dan menyeru kepada umatnya untuk berkhidmat pada ‘berita besar’ yang semakin dekat itu. Tidak ada yang tahu bila berlaku hari Kebangkitan, namun Rasulullah saw. menjamin bahawa hari itu pasti akan datang. Berita akan adanya Hari Kebangkitan adalah sebuah berita besar, bukan karena kedatangan hari itu sendiri, melainkan karena akibat yang dibawanya. Dalam Islam, manusia dibangkitkan bukan untuk bereinkarnasi atau menjalani kehidupan di dunia untuk kedua kalinya, melainkan untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya semasa di dunia.
Allah pun tak memberikan jawapan “ya” atau “tidak” pada orang-orang kafir yang meragukan kemampuannya untuk membangkitkan seluruh manusia dari kematian. Manusia itu kecil bagi Allah, dan Allah menunjukkannya dengan memperlihatkan hal-hal besar yang telah diciptakan-Nya sebelumnya. Oleh karena itu, kita temukan ayat 6-16 yang membicarakan tentang berbagai ciptaan-Nya yang luar biasa. Secara berurutan, Allah menyebutkan :
Bahagian ketiga:
Ayat 17-20 menjelaskan bahawa Hari Kebangkitan sudah sangat dekat. Memang sudah empat belas abad berlalu sejak peringatan Rasulullah saw. tersebut dikumandangkan, dan hingga kini belum terjadi Kiamat. Akan tetapi, umur manusia pendek, sehingga waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi Hari Kebangkitan memang sangat sedikit. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menyedari bahawa dirinya selalu diintai oleh Hari Kebangkitan.
Ketika Kiamat berlangsung, keadaan mapan yang Allah ciptakan akan diperlihatkan semuanya. Setelah sangkakala ditiupkan, langit yang tadinya kukuh pun akan terbelah-belah. Begitu banyaknya celah yang muncul di langit sehingga dalam ayat ke-19 dijelaskan bahwa langit pada hari itu bagaikan memiliki pintu-pintu yang terbuka. Gunung-gunung yang tadinya berfungsi sebagai pasak yang kukuh pun kehilangan keperkasaannya, sehingga ia berjalan bebas kesana-kemari sehingga manusia boleh menyangkanya sebagai fatamorgana. Demikianlah Allah menggambarkan keadaan pada Hari Kiamat.
Akal sehat manusia mestinya sudah dapat menerima kenyataan bahawa jika Allah boleh menciptakan langit sebagai struktur yang kukuh, maka Allah pun dapat merobek-robeknya dengan mudah. Jika Allah SWT berkehendak menjadikan gunung sebagai pasak yang menjaga kestabilan di muka Bumi, maka suatu hari Allah pun bebas untuk berkehendak sebaliknya.
Bagian Keempat : Kehidupan di Akhirat
Hanya ada dua destinasi akhir yang boleh dipilih oleh manusia, yaitu Neraka dan Syurga. Tentunya ‘memilih terminal akhir’ ini tidak dilakukan setelah Hari Kebangkitan, melainkan sejak hidup di dunia. Ayat 21-30 bercerita tentang nasib orang-orang kafir, sedangkan ayat 31-36 bercerita tentang nasibnya orang-orang yang bertaqwa.
Setelah semua hujah disampaikan, maka wajar jika Allah kemudian memberikan ancaman kepada manusia yang cuba-cuba mengingkari-Nya. Allah mengancam dengan Neraka Jahanam yang akan menjadi terminal akhir bagi orang-orang yang melampaui batas, dan mereka akan tetap di dalamnya untuk waktu yang sangat lama, bahkan tak terbayangkan lamanya. Tidak ada kesejukan di dalamnya, dan tak ada air yang akan menghapus dahaga. Hanya yang ada air yang sangat panas yang akan menghancurkan kerongkong manusia yang meminumnya. Hal yang demikian itu, Allah tegaskan dalam ayat ke-26, adalah pembalasan yang setimpal bagi mereka yang tidak takut pada hisab Allah, dan mendustakan ayat-ayat-Nya. Apa yang mereka lakukan telah dicatat dalam catatan yang sangat detil, dan di akhirat kelak mereka hanya akan menerima azab dan azab.
Di sisi lain, orang-orang yang bertaqwa semasa hidup di dunia mengalami hal yang benar-benar berbeza dengan mereka yang kafir. Mereka akan mendapatkan berbagai kenikmatan yang digambarkan di dalam Al-Qur’an dengan hal-hal yang dapat difahami manusia, meskipun sebenarnya yang akan ditemui di Syurga jauh lebih nikmat lagi. Jangankan penderitaan dan kekecewaan, perkataan dusta dan sia-sia pun tak akan terdengar di sana.
No comments:
Post a Comment